Nabi Muhammad dan Pengutip Hutang

Pada suatu hari seorang Yahudi telah datang menemui Rasulullah S.A.W kerana hendak menuntut hutangnya. Tetapi cara orang Yahudi itu datang menuntut hutangnya amatlah kasar sekali. Sebaik sahaja Yahudi itu menghampiri Rasulullah dia terus merengut baju Rasulullah sambil berkata: ''Hai keturunan Abdul Mutalib, engkau sememangnya dari golongan orang yang suka menangguh-nangguhkan hutang ''

Sikap kasar serta tutur kata yang tidak sopan dari orang Yahudi itu sangat-sangat menyakitkan hati Syaidina Umar bin Khattab yang berada bersama-sama dengan Rasulullah ketika itu. Dengan kekerasan jua. Oleh kerana perasaaan marahnya begitu meluap Syaidina Umar terus menengking Yahudi itu.

Rasulullah terkejut dengan sikap Syaidina Umar itu, kerana tidak dapat mengawal perasaannya. Walaupun,air muka rasulullah terbayang kemarahaannya tetapi baginda dapat mengawal perasaan itu. Lalu baginda berkata kepada Syaidina Umar: ''Wahai Umar, saya dan dia, mempunyai urusan yang lebih layak. Biarlah kami berdua yang menyelesaikannya dan janganlah kau mencampurinya. Sebaik-baiknya engkau suruh saya bayar hutang itu dengan baik dan suruh dia menuntut hutang dengan baik juga. Sebenarnya saya masih ada tiga hari lagi tempoh untuk membayar hutang tersebut''. Maka baginda menyuruh Syaidina Umar membayar hutang baginda dengan memberi dua puluh gantang gandum kepada Yahudi itu sebagai balasan kerana Syaidina Umar telah berlaku kasar terhadap Yahudi itu.

Apabila Yahudi itu melihat kejadian itu tiba-tiba terkeluarlah kata-kata dari mulut Yahudi itu, katanya: ''Wahai Umar, semuanya ini adalah merupakan tanda-tanda kenabian. Saya telah dapat melihat tanda-tanda tersebut terbayang di ruangan wajah nabi s.a.w. ketika saya memperhatikan wajahnya. Sebenarnya saya ingin mengetahui apakah benar-benar dia seorang nabi. Sebab itulah saya uji dia untuk mengetahui apakah dia seorang yang tinggi akhlaknya dan pemaaf. Naik saksi bahawa tiada tuhan tuhan disembah melainkan Allah dan bahawasanya Muhammad itu adalah pesuruh Allah.''

Begitulah besarnya pengaruh sifat dan sabar Rasulullah s.a.w hingga menyebabkan Yahudi yang mengasari baginda terbuka terbuka hatinya untuk memeluk agama Islam.

Zina

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


"Tidaklah berbicara ketika masih dalam buaian (bayi) kecuali tiga orang, Isa bin Maryam. Beliau bersabda, 'Dulu, dikalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang ahli ibadah. Ia dipanggil dengan nama Juraij. Ia membangun tempat ibadahnya dan melakukan ibadah di dalamnya'. Beliau bersabda, "orang-orang Bani Israil menyebut-nyebut tentang (ketekunan) ibadah Juraij, sehingga berkatalah seorang pelacur dari mereka, 'Jika kalian mnghendaki aku akan memberinya ujian'. Mereka berkata, 'Kami menghendakinya'. Perempuan itu lalu mendatanginya dan menawarkan diri kepadanya. Tetapi Juraij tidak mempedulikannya. Lalu ia berzina dengan seorang gembala yang meneduhkan kambing gembalaannya ke dekat tempat ibadah Juraij. Akhirnya iapun hamil dan melahirkan seorang bayi. Orang-orang bertanya, 'Hasil perbuatan siapa?' Ia menjawab, 'Juraij'. Maka mereka mendatanginya dan memaksanya turun. Mereka mencaci, memukulinya dan merobohkan tempat ibadahnya'. Juraij bertanya, apa yang terjadi dengan kalian?' Mereka menjawab, 'Engkau telah berzina dengan pelacur ini, sehingga ia melahirkan seorang bayi'. Ia bertanya 'Dimana dia?' Mereka menjawab, 'Itu dia!' Beliau bersabda, 'Juraij lalu berdiri dan shalat kemudian berdo'a. Setelah itu ia menghampiri sang bayi lalu mencoleknya seraya berkata, 'Demi Allah, wahai bayi, siapa ayahmu?' Sang bayi menjawab, 'Aku adalah anak tukang gembala'. Serta merta orang-orangpun menghambur kepada Juraij dan menciuminya. Mereka berkata kami akan membangun tempat ibadahmu dari emas'. Ia menjawab aku tidak membutuhkan yang demikian, tetapi bangunlah ia dari tanah sebagaimana yang semula'. Beliau bersabda, 'Ketika seorang ibu memangku anaknya menyususi tiba-tiba lewat seorang penunggang kuda yang mengenakan tanda pangkat, maka ia pun berkata, 'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti dia'. Beliau bersabda, 'Maka bayi itu meninggalakan tetek ibunya dan menghadap kepada penunggang kuda seraya berdo'a, 'Ya Allah jangan kau jadikan aku seperti dia'. Lalu ia kembali lagi ke tetek ibunya dan menghisapnya'. Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata, 'Seakan-akan aku melihat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam menirukan gerakan si bayi dan meletakkan jarinya di mulut lalu menghisapnya.


Lalu ibunya melalui seorang wanita hamba sahaya yang sedang dipukuli. Sang ibu berkata, 'Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia'. Beliau bersabda, 'Bayi itu lalu meninggalkan tetek ibunya dan menghadap kepada wanita hamba sahaya itu seraya berdo'a, 'Ya Allah jadikanlah aku seperti dia'. Beliau bersabda, 'Dan pembicaraan itu berulang. Sang ibu berkata (kepada anaknya), 'Dibelakangku berlalu seorang penunggang kuda yang mengenakan tanda pangkat lalu aku berkata, 'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti dia'. Lantas engkau berkata, 'Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia'. Lalu aku berlalu dihadapan wanita hamba sahaya ini dan aku katakan, 'Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia'. Lalu engkau berkata, 'Ya Allah jadikanlah aku seperti dia'. Bayi itu berkata, 'Wahai ibu, sesungguhnya penunggang kuda yang mengenakan tanda pangkat itu adalah orang yang sombong di antara orang-orang yang sombong. Sedang terhadap hamba sahaya wanita itu, orang-orang berkata, 'Dia berzina, padahal ia tidak berzina. Dia mencuri, padahal ia tidak mencuri'. Sedang hamba sahaya tersebut berkata, 'cukuplah Allah sebagai pelindungku'.

Managing Your business Process

You wouldn't consider hiring a group of production workers and telling
them to go out and produce, without telling them specifically what you
want them to do. Why is it, then, that we don't think we need to manage
our business processes in the same controlled manner? In many organizations
today, there. are many individual groups all doing a. good job.
They are doing their own thing, very interested in meeting or beating
their measurements, but not understanding or caring about how their
activities affect others further down the process. They are interested
only in what they are doing and how they are measured. This situation
causes sub optimization to occur throughout the workplace. The three
major objectives of BPI, then, are:
• Making processes effective-producing the desired results.
• Making processes efficient-minimizing the resources used.
• Making processes adaptable-being able to adapt to changing customer
and business needs.
All well-defined and well-managed processes have some common
characteristics:
• They have someone who is held accountable for how well the process
performs (the process owner).
• They have well-defined boundaries (the process scope).
• They have well-defined internal interfaces and responsibilities.
• They have documented procedures, work tasks, and training requirements.
• They have measurement and feedback controls close to the point at
which the activity is being performed.
• They have customer-related measurements and targets.
• They have known cycle times.
• They have formalized change procedures.
• They know how good they can be.




Business Process Improvement book

Today`s Customer

Do you really know your customers? Do you know what they need and
expect? Are your customers excited about your products and services?
If not, what will it take to excite them? Doing a good job won't do it.
Doing a good job won't buy you customer loyalty. Show me one of your
customers who believes that.you are providing a good service that meets
his or her needs, and I'll show you a customer who is a target for your
competition. Good companies are on their way to bankruptcy, better
companies are losing market share, and only the very best are going to
grow in the future.
Your customer remembers your name under two conditions and two
conditions only:
I. When you provide extremely poor products or service. "FLY ME
Airlines? Oh yes, that's the airline that kept me waiting so long in line,
and then lost my bags."
2. When you provide surprisingly good products or service. "Wow!
That was a 'great meal and reasonable too. I need to get a matchbox so
I won't forget the name. We should bring Mary and Joe here on Saturday."
To regain your lost reputation, you must provide surprisingly good output
to your customers every time so that they become loyal customers.
To rebuild a reputation and/or to increase your market share requires
customers to start telling their friends and acquaintances that they are
missing out on a good thing when they don't buy from you.





Business Process improvement book

Sumber Kekuatan

Melalui hari dengan senyuman
Membuat kita terasa lebih bermakna

Orang yang kuat adalah
orang yang masih bisa tersenyum dikala musibah datang
Orang yang Berani adalah
orang yang mampu menghadapi kenyataan hidup yang pahit
Orang yang tegar adalah
orang yang mampu menghadapi cobaan dengan senyum tabah
Orang yang sabar adalah
orang yang mampu mengendalikan amarah

Namun ketika orang yang kita sayangi telah pergi
Masihkan kita kuat, masihkah ada keberanian,
masihkah tegar menanti, masihkah sabar di hati