Philosophy Punk

PUNK never die, sebuah filosofi yang tidak asing di telinga kita. Punk adalah sebuah
subculture. Ia kali pertama muncul di Amerika pada akhir tahun 1960-an dan pada pertengahan
1970-an di Inggris. Keberadaan punk dilatarbelakangi oleh berkembangnya berbagai
kebudayaan khas kelas pekerja.
Dalam perkembangannya, kaum punk tidak hanya tumbuh subur di negeri leluhurnya. Mereka
dengan cepat meluas dan membudaya di banyak negara. Kawula muda dari berbagai penjuru
dunia pun dengan cepat mengadopsi budaya punkers. Remaja Indonesia pun sepertinya tidak
mau ketinggalan. Sering kita lihat punkers di jalan-jalan atau sedang nongkrong di Distribution
Outlet (Distro).
Dalam kamus Bahasa Indonesia, punk diartikan sebagai anak muda yang masih ‘hijau’, tidak
berpengalaman, atau tidak berarti. Bahkan punk juga dimaknai sebagai orang yang ceroboh,
sembrono, dan ugal-ugalan.
Dalam ‘Philosopi of Punk’, Craig O’Hara (1999) mengungkap tiga definisi tentang punk.
Pertama, punk sebagai tren remaja dalam fashion dan musik. Kedua, punk sebagai keberanian
memberontak dan melakukan perubahan. Ketiga, punk sebagai bentuk perlawanan yang
“hebat” karena menciptakan komunitas, musik, gaya hidup, dan kebudayaan sendiri.
Punk sendiri terbagi menjadi beberapa komunitas di mana setiap komunitas memiliki ciri yang
berbeda satu dengan lainnya. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan beberapa kelompok
tidak mau menerima keberadaan anggota selain kelompoknya.
Ada beberapa komunitas punk. Pertama, Anarcho Punk. Komunitas ini dianggap sangat keras
dan menutup diri dengan orang-orang sekitarnya. Mereka pun sering bentrok dengan
komunitas punk lainnya. Anarcho Punk
Sangat idealis dengan ideologi yang mereka anut antara lain anti otoritarianisme dan anti
kapitalisme. Di dunia musik mereka juga mampu menelurkan band-band musik seperti Crass,
Conflict, dan Flux of Pink Indians.
Kedua, Crust Punk. Punkers yang satu ini dianggap paling brutal. Berbagai macam
pemberontakan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Para penganut paham crust punk menyebut diri sebagai Crustiest. Musik yang mereka mainkan merupakan gabungan dari
Anarcho Punk dengan Heavy Metal. Kelompok ini juga anti sosial yang hanya mau bergaul
dengan sesama crustiest.
Ketiga, Glam Punk. Penganut kelompok ini merupakan kumpulan para seniman. Dalam
kehidupannya, mereka menjauhi perselisihan dengan sesama punkers maupun dengan
masyarakat umunya.
Keempat, Hard Core Punk. Kelompok ini mulai berkembang pada tahun 1980-an di Amerika
Serikat bagian utara. Punk Rock dengan beat-beat cepat menjadi musik mereka. Jiwa
pemberontakan pun sangat kental dalam kehidupan sehari-hari para penganut aliran ini.
Kelima, Nazi Punk. Punkers dari komunitas ini merupakan komunitas punk yang masih
benar-benar murni. Paham Nazi begitu melekat di jiwa mereka. Awalnya, Nazi Punk
berkembang di Inggris sekitar akhir tahun 1970-an. Paham ini menyebar dengan sangat cepat
di Amerika Serikat. Rock Against Communism dan Hate Core menjadi bagian dari musik
punkers kelompok ini.
Keenam, The Oi atau Street Punk. Para penganut aliran ini menyebut dirinya sebagai
Skinheads. Prinsip yang tidak pernah lepas dari otak skinheads adalah sebuah kerja keras.
Meski keonaran demi keonaran sering mereka ciptakan, tapi kelangsungan hidup tetap menjadi
orientasi mereka.
Ketujuh, Queer Core Punk. Komunitas ini terdiri atas para lesbian, homo seksual, biseksual,
dan transeksual. Queer Core merupakan pecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985.
Kedelapan, Riot Girl Punk. Kelompok Riot Girl ini muncul Pada tahun 1991 dan beranggotakan
perempuan yang keluar dari Hard Core Punk. Mereka pun tidak mau bergaul dengan
perempuan selain dari kelompoknya. Biasanya perempuan-perempuan ini berasal dari Seattle,
Olympia, dan Washington DC.
Kesembilan, Scum Punk. Straight Edge Scene merupakan sebutan dari kelompok ini. Mereka mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral, dan kesehatan.
Kesepuluh, The Skate Punk. Punkers yang satu ini berkembang pesat di daerah Venice Beach
California. Kebanyakan dari mereka menyukai skate board dan surfing.
Kesebelas, Ska Punk. Ska Punk merupakan penggabungan yang sangat menarik antara punk
dengan musik asal Jamaika, reggae. Mereka pun memiliki tarian khas yang disebut Shanking
atau Pogo.
Punk terlahir sebagai bentuk perlawanan anak muda yang merasa dikhianati oleh pemerintah.
Mereka menentang pemerintahan yang tidak memihak rakyat kecil. Dengan lagu-lagunya yang
keras dan beat-beat yang cepat serta menghentak, kaum punk berusaha menyindir para
penguasa. Cara yang mereka lakukan unik dan selalu melawan arus.
Tidak hanya itu, komunitas yang selalu menolak kemapanan ini tidak memainkan lagu-lagu rock
nada tinggi ataupun lagu cinta yang menyayat hati. Lirik-lirik lagu mereka berupa teriakan
protes terhadap kejamnya dunia. Lagu-lagunya berisi rasa frustasi, kemarahan dan kejenuhan
berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta
represi aparat, pemerintah dan figur terhadap rakyat.
Citra punk di mata masyarakat tidak terlalu baik. Terlebih bagi mereka yang tidak paham
tentang mereka akan selalu menganggap punk sebagai komunitas yang norak, urakan, dan
menyimpang. Kekerasan memang menjadi bagian dari kehidupan punkers. Tidak sedikit dari
mereka yang berkeliaran di jalanan serta melakukan berbagai tindak kriminal.
Di Indonesia sendiri, punk terlahir sebagai imitasi daari negeri leluhurnya. Di dunia kampus,
kebanyakan dri mereka hanya sekedar punk fashion. Meski mengaku sebagai punkers, mereka
tetap hidup bersosial layaknya masyarakat umumnya. Namun begitu, idealisme menentang
pemerintah yang tidak memihak rakyat kecil masih mereka pegang.
Hal ini seperti dituturkan oleh Anang Pramayuda, mahasiswa Public Relation (PR) angkatan
2005. Dia Mengaku sebagai punkers yang harus memihak rakyat kecil ketika mendapat tekanan dari pemerintah. Tidak mudah menemukan punkers di kalangan mahasiswa. Meski
mahasiswa PR ini menyebutkan bagaimana mengenali punkers. ” Tak ada ciri khusus dalam
kesehariannya, paling cuma pakaiannya saja seperti celana yang bawahnya ketat dan rambut
yang dijabrik,” jelas punkers ini ketika ditemui di depan gedung tata usaha FISIP-Undip.
Namun yang menjadi masalah adalah fashion seperti yang disebutkan tadi telah menjadi tren
remaja cewek ataupun cowok saat ini. Sering kita temui remaja yang berpenampilan ala punk,
di kampus, di jalan-jalan ataupun di tempat lainnya.
Menurut Anang, punk sendiri telah menjadi budaya pop yang dengan cepat merasuki pikiran
maupun style remaja Indonesia. Baginya budaya pop merupakan budaya ikutan seperti halnya
band yang sedang booming, langsung muncul plagiat-plagiat atau follower. Seringkali penjiplak
tersebut bukanlah penjiplak kreatif, mereka mengadopsi apa adanya yang terkadang malah
memberi kesan canggung.
Mungkin karena punkers kampus bukanlah penganut paham punk secara totalitas, ini
menjadikan mereka tidak bisa memisahkan diri dari kehidupan sosial layaknya remaja
umumnya. Punkers kampus juga menyukai musik-musik yang baru tren. ”Musik sih semua
suka, terutama indie pop. Apalagi musik punk, aku banget. Tapi aku nggak suka ama Samson,
nggak tahulah pokoknya nggak suka,” tutur Anang siang itu.
Berbicara tentang budaya, punk menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji. Kehadiran punk di
masyarakat dengan penampilannya yang mencolok sering kali menarik perhatian. Tidak sedikit
dari para remaja yang meniru style mereka, dan kebanyakan hanya sebatas fashion saja. Kaum
inilah yang biasanya mengaburkan makna punk yang sesungguhnya, hanya ikut-ikutan dan
tidak memahami dari tujuan komunitas punk yang sebenarnya.
Jaket kulit dan celana kulit, gaya rambut spike atau Mohawk menjadi andalan kaum Punkers.
Namun, ada pula dari mereka yang menggunakan celana jeans ketat dan kaos-kaos yang
bertuliskan nama-nama band mereka atau kritikan terhadap pemerintah. Body piercing, rantai
dan gelang spike, merupakan aksesoris yang wajib mereka kenakan. Tidak ketinggalan juga,
sepatu boots tinggi atau sneakers dari Converse menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Banyak orang yang berpenampilan seperti itu merasa layak disebut punkers.
(Purni/majalaho pini34)

1 komentar:

bocahbancar mengatakan...

Woww Punk....

Ga terlalu mengetahui tentang ini./...

Posting Komentar

thank for comment!!!