Saling Berbagi

Saat kecil saya sering melakukan sebuah hal yang aneh aneh. salah satunya adalah melakukan hidup di jalanan. tetapi jalanan lah yang mengajari saya, yang menciptakan mimpi terakhir saya sebagai pemimpi.
dari situ saya mendapatkan sebuah perasaan, sebuah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia yang semakin hari semakin di abaikan.

suatu saat saya menonton sebuah siaran televisi, yang sekarang menjadi tonotonan favorit saya. ada seorang ibu yang ingin menjual botol jamu seharga seratus ribu rupiah, ia terpaksa menjualnya karenan anaknya di kampung sakit. tanpa pilihan lain pun ia menjual botol botol sumber percahariannya itu untuk pulang kampung. tetapi saat ia menjualnya, ia mendapatkan banyak kesulitan, rintangan, dan makian. banyak yang mengacuhkan dirinya, banyak orang yang mampu menolong tetapi berpura pura tidak dapat menolong, tak sedikit juga yang memaki dirinya, tak ada satupun yang memandangnya kecuali seorang nenek tua yang juga penjual jamu keliling. saat sang ibu menawarkan botol botol itu, ia merasa tidak tega. karena ia juga melihat nenek itu juga tak jauh seperti dirinya ataukah mungkin lebih parah dari dirinya. tetapi saat ia menawarkan botol botol itu, tanpa banyak basa basi sang nenek itu mengeluarkan uang dari dompetnya yang lusuh, mengeluarkan uang yang bernominal seratus ribu rupiah dan memberikannya kepada sang ibu. sang ibu pun menangis tersedu, menceritakan kesulitannya kepada sang nenek tetapi sang nenek malah ikut menangis. menangis bangga karena dalam keadaan yang seperti itu tetapi masih bisa membantu, dan menangis sedih kepada tak ada orang lain yang mau membantunya.
apakah ini sebuah pengorbanan seorang nenek tua, membantu orang yang tidak ia kenal tanpa memikirkan sedikitpun balasan. tetapi dengan besar hati ia mendengarkan dan memberikan kasih sayangnya.
dari sini saya belajar mengapa harus seorang nenek tua yang keadaannya lebih parah dari sang ibu malah rela berkorban untuk membantunya. pergi kemanakah perasaan anak anak muda, orang orang kaya. mereka hanya rela terhadap dirinya sendiri dan selalu membanggakan diri.
kemana hati nurani kita semua. hati orang orang sudah diperbudak oleh harta sehingga mereka tidak lagi memiliki hati nurani untuk saling membantu.


seperti halnya dijalanan, saya mendapatkan banyak pengalaman yang tidak saya dapatkan di tempat lain, yaitu saling berbagi. dengan mereka semua yang rela saling berbagi dengan sesama anak anak jalan saya merasa bahagia. saling membela, tidak pernah takut menghadapi hari esok yang kelam, walaupun kebanyakan dari mereka tidak memiliki pendidikan yang cukup.
hingga saat ini, saat mereka sudah mulai remaja, mulai tua, tetapi semakin tinggi mereka dalam hal kemandirian dan kebersamaan.
sejak saat itu saya mulai mempunyai mimpi, mimpi besar untuk saling berbagi bersama sama dengan mereka.
mimpi untuk memiliki sebuah sekolah non profit untuk menyekolahkan mereka secara gratis. sekolah bagi sebagian dari mereka cukup mustahil, tetapi tidak mustahil bagi mimpi saya. belajar untuk saling berbagi dan saling melengkapi. agar semua unsur di jalanan tidak lagi dianggap rendah dan menciptakan jalanan yang berpendidikan.
saya belajar dari mereka, dari tontonan televisi saya untuk saling berbagi. saling berbagi yang tidak dapat dinilai dengan uang dan saling berbagi dapat dilakukan oleh siapa saja, oleh apapun juga, tanpa ada pengecualian kaya atau miskin, tua atau muda.


helping is a good choice when we feel able.

0 komentar:

Posting Komentar

thank for comment!!!